Ternate, 15 Oktober 2025 — Pagi yang cerah di kota bersejarah Ternate tiba-tiba menjadi lebih hangat. Bukan karena terik matahari, melainkan kedatangan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, yang melakukan blusukan ke Pasar Higienis—salah satu pusat perdagangan utama di Maluku Utara. Tanpa protokoler berlebihan, Gibran menyusuri lorong-lorong pasar, menyapa pedagang, dan mendengarkan keluhan langsung dari rakyat. Dan dari sanalah muncul seruan yang menggema: “Turunkan harga beras, Pak Gibran!”
Suara dari Balik Etalase Sembako
Di sebuah kios sembako sederhana, Ibu Siti (48), pedagang beras sejak dua dekade lalu, tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan suara lirih namun tegas, ia menyampaikan keluh kesah yang selama ini terpendam: harga beras medium di Ternate tembus Rp14.500 per kilogram—jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Ongkos kapal mahal, stok sering telat, dan rakyat kecil yang paling merasakan,” katanya sambil menunjukkan karung beras yang nyaris kosong. “Kalau harga beras turun, kami juga lega, Pak. Bukan cuma untung, tapi hati pun tenang.”
Gibran mendengarkan tanpa menyela. Ia mengangguk, lalu menjanjikan evaluasi cepat terhadap distribusi beras ke daerah 3TP (Terdepan, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan), termasuk Maluku Utara. “Saya akan koordinasi langsung dengan Bulog dan Kemendag. Pasokan harus lancar, harga harus terjangkau,” tegasnya.
Blusukan yang Menyentuh Hati
Kunjungan Gibran tak berhenti di kios beras. Ia juga menyapa penjual ikan cakalang, pedagang sayur, hingga penjaja rempah-rempah khas Maluku. Di setiap sudut pasar, ia disambut hangat—bukan sebagai pejabat, tapi sebagai anak muda yang mau mendengar.
Yang paling viral? Saat Gibran mencicipi papeda dan cakalang fufu—kuliner ikonik Maluku—yang disuguhkan langsung oleh pedagang setempat. “Ini enak sekali! Harus kita promosikan ke seluruh Indonesia,” ujarnya sambil tersenyum, lebih banyak klik di sini:
● https://gribjayaternate.org/ekonomi/blusukan-ke-pasar-higienis-ternate-suara-pedagang-gibran-turunkan-harga-beras-di-maluku-utara/
● https://gribjayabandarlampung.org/hukum/mahasiswa-unila-bandar-lampung-tewas-terapanggang-saat-terjadi-kebakaran-di-rumahnya/
● https://gribjayametro.org/hukum/dj-panda-irit-bicara-usai-diperiksa-kasus-pengancaman-erika-carlina/
● https://gribjayatidore.org/hiburan/wali-kota-tidore-muhammad-sinen-tutup-indonesiana-volleyball-turnamen-tim-darussalam-juara-1/
● https://gribjayaambon.org/hukum/pria-mabuk-di-ambon-tewas-ditikam-teman-gegara-saling-ejek-di-jalanan/
Harapan dari Pasar Kecil
Bagi warga Ternate, blusukan ini bukan sekadar kunjungan biasa. Ini adalah jembatan antara suara rakyat dan kebijakan negara. Mereka tak meminta hal muluk—hanya keadilan harga pangan, infrastruktur pasar yang layak, dan akses logistik yang lancar.
Dan di balik permintaan sederhana itu, ada harapan besar:
- Beras terjangkau untuk keluarga nelayan.
- Distribusi lancar tanpa markup berlapis.
- Perhatian nyata untuk daerah kepulauan.